Pasar Bebas Tahun 2020
Tahun 2020 adalah masa dimana
meningkatnya sebuah persaingan hidup
yang tinggi untuk menjadi yang terbaik. Dan untuk bisa bersaing secara baik,
kita tak mungkin mencapainya hanya berpangku tangan atau hanya bekerja
seadanya. Karena kita sebagai Negara yang berada di Asia
Tenggara akan memasuki zona pasar bebas pada 2015. Dan kesiapan Indonesia untuk
menhadapi itu masih dipertanyakan. AEC atau Asean Economic Community
menyatakan, dalam pelaksanaannya Negara-negara anggota harus memegang teguh
prinsip open market, outward looking,
dan market drive economy sehingga ekonomi Negara-negara ASEAN dapat
membentuk pasar tunggal dan basis produk bersama. Dengan Adanya Pasar Bebas
pastinya apapun akan bebas diekspor kemana-mana tanpa ada tariff yang
mengikatnya. Dan meski zero tariff, Negara-negara yang diekspor belum tentu dapat diterima sepenuhnya. Karena
setiap Negara pasti memiliki “standar”.
Menurut shahrial loetan, kunci utama dari persaingan
di pasar bebas sebenarnya ada pada sumber daya manusia (SDM). Dengan adanya
kesetaraan profesi antarnegara, maka kualitas sangat menentukan hasil
persaingan. Dan meski saat ini Indonesia menjadi salah satu Negara angkatan
kerja terbesar, SDM dari sisi persentase masih sangat rendah dibanding banyak
Negara. Lalu SDM Indonesia harus dibekali dengan kemampuan SI. Dan hal yabg
paling utama adalah permasalahan bahasa yang digunakan intuk berkomunikasi. Misalkan
di Filiphina, jika mau jadi sopir taksi kita harus bisa bahasa inggris.
Dan mungkin, dalam waktu yang
relative singkat ini, menurut saya, hal-hal yang masih relatif kecil itu masih
bisa dikebut. Dan untuk bersaing kita harus memiliki Bahasa yang akan mendorong daya saing.
Selain SDM, ada hal lain yang harus di tingkatkan, yankni
mesinnya. Dengan demikian, SDM yang sudah berkualitas dapat ditunjang dengan mesin-mesin yang
mumpuni. Saat ini Indonesia membutuhkan mesin dengan teknologi tinggi. Memang
mahal harganya dibandingkan dengan memperbaiki mesin-mesin yang sudah tua.
Namun, untuk meningkatkan daya saing, maka industry di Indonesia harus
“babak-belur” dulu sebelum meraup untung yang maksimal. Ya seperti inilah
mungkin arti kata pepatah “Berakit-rakit
ke hulu, Berenang-renang ke Hilir”.
Lalu menurut Shahrial loetan, beliau mempunyai trik untuk
membuat produk Indonesia bisa unggul dimata dunia. Caranya adalah, dengan
mengidentifikasi apa yang menjadi keahlian Indonesia, yang masih jarang
dimiliki orang lain. Misalnya pijat, beliau pernah bertemu tukang pijat bali di
India, di Brunai, dan Malaysia, itu dari Indonesia semua.
Selain jasanya, Indonesia masih memiliki salah satu industry
yang memang sudah masuk dalam radar industry global ternama, yakni industry
herbal yang sudah menembus pasar USA yang dikatakan mempunyai standar tinggi.
Dan pesaing untuk industry ini adalah china. Akan tetapi china masih
banyak sisi kurang baiknya, suka
ditambahin kimia. Dan itulah trik dari
beliau yang bia dikatakan yaitu “mencari
celah” peluang.
Oleh karenanya, selain harus bekerja keras, Indonesia juga
harus bekerja cerdas, dengan melihat sector-sektor apa saja yang bisa “mencuri
start” untuk bisa bersaing pada zona perdagangan bebas nantinya. Kita itu
kuatnya dimana, dan itu yang perlu kita perkuat duluan, jangan mau bersaing
tapi kita tidak begitu jago.
Dan yang harus kita persiapkan untuk menhadapi tahun 2020
nanti, yaitu :
1.
Kemauan kuat untuk berkarya dengan penuh
semangat,
2.
Mampu membuat keputusan yang tepat dan berani
mengambil resiko,
3.
Kreatif dan inofatif,
4.
Tekun, Teliti, dan Produktif,
5.
Berkarya dengan semangat kebersamaan dan etika
bisnis yang sehat.
6.
Pencapaian dengan pertimbangan pasti.
Ada dua strategi kebijakan
industrial yang bisa di tempuh bangsa kita, yaitu menciptakan iklim investasi yang
kondusif dan menciptakan kemitraan antara pemerintah dan pihak swasta.
Siapapun asal berkemauan keras, rajin, ulet bisa mendapatkan
informasi yang mereka mau dan butuhkan untuk tahu dan menangkap peluang yang
diciptakan oleh zaman ini…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar