KISAH
HIJRAH NABI MUHAMMAD S.A.W DARI MEKAH KE MADINAH
Nabi Muhammad s.a.w hijrah ke Madinah setelah mendapatkaan
wahyu dari Allah (Q.s. Al-anfal ayat 30). Diterangkan bahwa ada orang-orang yang berdaya upaya untuk mencelakai Nabi. Nabi berhijrah bersama sahabatnya
Abu bakar a.s.
Sebelum melakukan perjalanan ke Madinah, Nab ibersama Abu
Bakar bersembunyi di gunung tsur dalam Guatsur selama 3 hari 3 malam.
Pada saat itu Nabi dan Sahabat Abu Bakar tengah pengejaran para kaum musyrikin quraisy. Mereka
hendak membunuh Nabi sebagai upaya memadamkan cahaya islam.
Namun, upaya pengejaran belum berhasil karena banyak pertolongan
Allah diberikan kepada Nabi dan Abu
Bakar.Terlihat dari adanya sarang laba-laba dan sarang telur merpati di pintu guatsur.
Sehingga mengindikasikan tidak ada orang di dalamnya.
Barulah setelah itu, Nabi bersama sahabat Abu Bakar memulai perjalanan menuju Madinah. Diriwayatkan bahwa Nabi dan Abu bakar melakukan
perjalanan bersama dua orang penunjuk jalanya itu Abdullah bin Uraiqithdan Amir
Bin Fuhairah dengan berkendaraan unta.
Kaum musyrikin quraisy setelah kehilangan Nabi dan Abu
Bakar, mereka sibuk menyiarkan kesekeliling kota Mekah dan kepada Suku-suku dan
kabilah, kepala-kepalanya dimintai pertolongan untuk mencari Nabi Muhammad. Siapapun yang berhasil menangkap nabi akan diberikan
100 ekor unta.
Di tengah perjalanan di sebuah dusun bernama qudaidin. Salah seorang penduduknya mengenali Nabi dan sahabat Abu bakar. Kemudian diceritakan kepada pemimpin kabilahnya bernama Suraqah bin Malik Al Mudlij. Namun Suraqah menyangkalnya karena ia ingin menangkapnya sendirian.
Secepatnya Suraqah mengejar perjalanan Nabi dan Sahabat
Abu Bakar. Abu bakar yang mengetahui ada seseorang mengejarnya merasa khawatir sampai menangis kalau orang tersebut menangkap Nabi. Nabi pun berdoa’a kepada Allah dan dengan kehendak Allah berulang kali kuda yang ditunggangi Suraqah tergelincir dan Suraqah jatuh terpelanting ketanah. Keluarlah
rasa bahwa kemenanganakan di dapat oleh Nabi Muhammad.
Kemudian Suraqah memanggil nama Nabi dan meminta perlindungan
dari bahaya dan juga mengucapkan beribu maaf. Akhirnya mengadakan perjanjian tertulis.
Dari
Suraqahlah Nabi mulai mengetahui tentang imbalan 100 ekor unta jika berhasil menangkapnya. Nabi
tersenyum dan memerintahkan untuk merahasiakan tentang kepergiandirinya.
Selanjutnya Nabi dan sahabat Abu Bakar singgah di sebuah perkemahan
milik seorang perempuan bernama Ummu Ma’bad. Mereka hendak membeli kurma, daging, dan air susu. Pada saat itu nabi melihat seekor kambing yang kurus menderita payah dan sakit. Beliau hendak memerah susunya dengan ijin Allah memancarlah begitu banyak
air susu, padahal kambing itu sudah tidak bias lagi mengeluarkan
air susu. Peristiwa menakjubkan ini diceritakan kembali oleh Ummu Ma’bad kepada suaminya Abu Ma’bad. Sampai-sampai ia pun bercita-cita jika bertemu Nabi ingin menjadi pengikut dan sahabatnya.
Sesudah itu, bertemu pula dengan rombongan mkafilah dari Qabilah Banu Sahmin yang dikepalai oleh Buraidah bin Al-Hashib Al-Aslamy. Buraidah yang berhasrat mendapatkan hadiah 100 ekor unta ingin pula menangkapNabi.
Beserta 70
orang kaumnya hendak menangkap Nabi namun dengan kehendak
Allah seketika itu mereka semua membaca Syahadat dan berislam.
Sebelum sampai di Madinah beliau telah mendapat pengikut baru yang dijumpai selama perjalanan. Mereka mengiringi Nabi hingga ke Madinah. Saat masuk ke Madinah dikibarkanlah bendera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar